Sabtu, 02 Januari 2016

[Curhat] Saya ingin resign dari PNS

"Selamat ya, kamu udah jadi pegawai negeri!", ucap teman saya seusai pemberitahuan saya tentang lolosnya saya dalam seleksi calon pegawai negeri sipil.
"wah, saya bangga sama kamu", ujar kakak saya dan kerabat saya
"tinggal mantepin jodoh nih", celoteh teman saya, seorang pegawai swasta
"Enak, kerja lo pasti nyantai", sindir rekan saya yang lain.

730 hari sejak pengangkatan saya sebagai seorang CPNS, kemudian diangkat menjadi PNS membuat saya sedikit banyak mengetahui setidaknya beberapa hal yang saya sukai sebagai PNS dan hal lain yang tidak saya sukai.

Hal yang mungkin saya sukai sebagai PNS, seperti bertemu dengan banyak rekan sejawat dari instansi lain, bisa melakukan perjalanan dinas ke berbagai kota, mudah mendapat pinjaman dari bank, izin yang lebih fleksibel, serta terpenuhinya hasrat saya untuk kerja  9 jam/hari, serta menikmati weekend tanpa banyak tekanan membuat PNS sepertinya pekerjaan yang pas.

Tapi balik lagi ke awal? Kadang kebutuhan yang kita paling inginkan, akan kita ketahui setelah beberapa lama kita bekerja. Hal ini kemudian saya alami setelah saya bekerja beberapa lama sebagai PNS ada beberapa hal yang akhirnya menggelitik hati kecil saya untuk resign, hal yang sekarang ingin saya lakukan.

1. PNS profesional? 
    Selama saya menjadi seorang PNS, jargon ini semakin menggema ketika peraturan pemerintah mengenai   ASN menjadi peraturan yang menuntut PNS menjadi pegawai yang profesional. Pada dasarnya PNS dituntut sebagai ABDI NEGARA, artinya setiap pekerjaan yang dilakukan atas dasar mengabdi. Semua hal yang kita lakukukan diabdikan untuk institusi tempat kita bekerja. Bahkan ketika diminta untuk menjadi apapun kita harus bisa. Segala hal yang berkaitan dengan pengabdian, pokoknya harus bisa. Sedangkan profesional, berkaitan erat dengan profesi dan kompetensi kita. Ini lucu karena ketika kita memliki kompetensi unik pun, seperti menjadi seorang teknisi. Anda juga harus bisa keuangan, mengurus urusan kepegawaian, tukang ngetik, potokopi sampai mengajar. 
Biasanya ini terjadi pada instansi yang pegawainya sedikit, jadi satu pegawai harus bisa mengerjakan 2-3 pekerjaan lain. Ini sesuatu yang pada akhirnya salah kaprah. Negara ingin anggaran hemat, tapi malah membuat pegawainya dipaksa melakukan pekerjaan yang jauh lebih banyak dari kapasitasnya. Negara sendiri sudah memperlakukan pegawainya tidak profesional.
Tidak ada yang bisa melakukan segala hal, dan tidak ada manusia yang bisa melakukan berbagai hal sekaligus. Manusia bukanlah robot.

2. Kompetensi?
Ketika kamu lulus kuliah, kompetensi kamu hanya akan diukur dari gelar yang kamu miliki. NEGARA HANYA MEMBUTUHKAN GELAR KAMU SAJA SEBAGAI FORMALITAS. Misal, kamu sarjana ekonomi, orang -orang pasti mikirnya kamu bisa menghitung segala sesuatu yang berkaitan dengan keuangan, tapi ekonomi itu luasss sekali, tidak hanya berkaitan erat dengan SPJ dan segala uang kegiatan, atau perjalanan dinas atau macam lainnya.
Kompetensi kamu akan pastinya tidak dihargai setinggi itu. Semua orang hanya akan melihat gelar yang kamu miliki, tetapi pada akhirnya orang hanya akan menanyakan keinginan kamu untuk mengerjakan pekerjaan yang standarnya jauh dibawah kompetensi kamu. Mau atau tidak?
Kreativitas kamu akan luntur seiring waktu, tantangan semakin mandek. Kenapa? karena pola kerja seperti itu sudah terbentuk dari tahun ke tahun tanpa perubahan yang signifikan.

3. Uang ga jelas
"Dek, kalo untuk makan pastikan gunakan saja gajimu supaya aman dan halal", kata salah satu senior saya di instansi saya bekerja. 
Ya, jadi PNS kita dituntut untuk melakukan penyerapan anggaran yang signifikan dan bermanfaat. Anggaran itu kemudian dibuat dalam RAB(rancangan anggaran belanja) yang kemudian dianggarkan dalam beberapa kegiatan atau rapat, yang saya sendiri tidak melakukan kegiatan apapun di dalamnya. Kadang kala, saya sendiri dipaksa masuk ke kegiatan yang jauh dari tupoksi saya sendiri. 
Lucunya dana-dana seperti itu sering kali secara pertanggungjawaban dapat dilaksanakan, tapi secara implementasi jauh dari kenyataan yang saya lakukan. Dana ini tidak berhak saya makan. Pada akhirnya saya menerima dana-dana tidak jelas yang jelas hati kecil saya tidak mau terima. Katanya saya orang baru mending nurut aja.

4. Perubahan kebijakan
"Tahun depan, akan ada beberapa peralatan baru", kata kabag saya. Tapi selang beberapa minggu kemudian, kabag saya mengabarkan, bahwa peralatan itu tidak jadi dibeli. Dananya mau dipakai untuk kegiatan lain.  
Itu hanya contoh kecil, ketika ada pejabat yang ingin melaksanakan suatu kebijakan tertentu dan biasanya mendadak, tapi dananya tidak ada? Otomatis dana yang dianggarkan tahun ini untuk kegiatan A yaitu pengadaan peralatan, akan dialihkan ke kegiatan B. 
Ketidak-konsistenan itu sesuatu yang lumrah. Rencana awal selalu jauh menyimpang dari realisasi.  

5. Senior -  Junior
"Kamu jangan bilang begitu ke yang bersangkutan, dia kan mantan pejabat struktural", kata senior saya.
Kadang ketika seorang pejabat struktural turun jabatan, sering kali junior yang usianya jauh dibawahnya enggan memberikan tugas. Pada akhirnya mantan pejabat itu tidak melakukan apapun selama bekerja, datang absen, ngopi-ngopi, nunggu jam pulang. Apalagi apabila pegawai tersebut sudah mau pensiun. Pegawai seperti itu tidak akan diminta untuk melakukan pekerjaan rutin.
Ini menggelitik saya, karena saya dan mantan pejabat pun merupakan pegawai yang sama, sama-sama digaji, dan posisi pun sama. Kenapa seolah diistimewakan, apakah dia memiliki keahlian khusus yang tidak dimiliki yang lain?
Lalu sebagai junior, kita seolah diminta nurut aja. 

6. Ikatan Dinas
Ketika saya menandatangani ikatan dinas, yang sungguh mengekang saya, kurang lebih isinya seperti ini "tidak boleh minta mutasi, siap ditempatkan dimanapun, minimal 4 tahun kerja, kalau keluar, bayar denda ratusan juta". Ini sebenarnya peringatan yang sangat besar, bahwa SEMAKIN LAMA IKATAN DINAS DIPERLUKAN, SEMAKIN TIDAK BERES MANAJEMEN DI INSTANSI TERSEBUT
Pada akhirnya ini penyesalan saya yang terbesar, ikatan dinas selama itu, saya merasa kecewa dengan keadaan manajemen di instansi saya bekerja.

7. Kebohongan soal lowongan
Mungkin rekan-rekan pernah melamar CPNS disuatu instansi yang lain, misalnya Bendahara Pengeluaran, namun pada akhirnya ketika masuk, kamu malah ditempatkan di bagian persediaan. Kata senior sih, mumpung ada lowongan jadi nanti bisa ditempatkan dimanapun.  F**k, Ini kebohongan, WHY RIGHT MAN is not IN THE RIGHT PLACE?
kenapa ketika saya melamar, malah ditempatkan ditempat yang salah. Saya ditipu.
Kejadian ini sering terjadi pada unit kerja yang jumlah pegawainya sedikit.


Mungkin teman-teman yang lain berpikir jadi PNS itu enak, ada pensiun, tunjangan, mebahagiakan orang tua dll. Tapi sebenarnya mah balik lagi ke kita sendiri, jadi PNS itu ga akan KAYA kok. Pensiun yang kita dapat itu juga hasil dari penyisihan gaji kita sendiri yang dipotong negara. Dan kalaupun kita bekerja disana, yang bahagia itu jelas kita sendiri kok. Bukan orang tua kita, ataupun mertua. Dan untuk mendapat harta pun masih ada 1001 jalan kok, menjadi PNS bukanlah satu-satunya jalan.

41 komentar:

  1. Bro, gan, bos, bisa minta kontak yg bisa dihubungin langsung gak (BBM, WA, Line)

    BalasHapus
    Balasan
    1. langsung disini aja bro :), kalo ada pertanyaan khusus boleh mencatumkan emailnya disini, nanti saya balas.

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. hmmm kurang lebih sama seperti yang saya rasakan...dan sudah sampai muak pengen segera resign.

    BalasHapus
    Balasan
    1. persis,sama seperti yang kita semua rasakan.
      Salam.

      Hapus
    2. hal yg sama sy alami ada korelasinya

      Hapus
  4. hmmm kurang lebih sama seperti yang saya rasakan...dan sudah sampai muak pengen segera resign.

    BalasHapus
  5. Sama persis spt yg sy alami n rasakan...
    Banyak yg brpandangan negatif ttg dunia PNS..awalnya sy ragu..masak sih seperti itu...apa iya..ahh mgkin itu hanya pandangan pihak2 yg kecewa/ ingin jd PNS tp tdk trwujud..smakin penasaran sy dgn profesi PNS..& sy jg ingin mmbuktikan bahwa sy bs jd PNS tanpa bayar..
    Ternyata Allah mengabulkan..betapa brsyukurnya sy wkt itu ada nama sy masuk dlm daftar yg lolos..-+ 2 bulan stelah pengumuman lolos..angkatan sy dipanggil masuk kerja..hari demi hari sy lalui..semakin lama sy semakin tau..& sy semakin illfeel dgn kondisi yg ada..astaghfirullah.. Yg awalnya semangat..skrg cm satu..ingin segera keluarr...
    Teman2 mohon doanya..smg Allah mmberi jalan..Amiinn YRA..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin, semoga kita semua diberikan jalan yang terbaik olehNya.

      Hapus
  6. Sebaiknya jangan resign, berusaha adaptasi sebaik mungkin aja. Karena kalau bukan kita siapa lagi brow yang mau perbaiki n urus negara ini. Sekarang sementara jadi pegawai biasa, kita adaptasi aja dulu yang penting pekerjaan apapun yang kita kerjakan berusaha lakukan yang terbaik dan ikhlas. Selalu inget kalau yang kita kerjain itu buat negara. Semoga ada pahala juga yang kita dapatkan. Yang penting saat nanti kita menjabat, jangan lupa pengalaman ini jangan sampe berulang ke bawahan kita. Kalau udah menjabat kita bisa pelan pelan perbaiki. Semoga generasi baru PNS bisa jadi pemimpin yang amanah di masa depan. Tapi kalau emang udah ga tahan ya udah itu pilihan hidup masing-masing.

    BalasHapus
    Balasan
    1. "Kita adaptasi aja dulu yang penting pekerjaan apapun yang kita kerjakan berusaha lakukan yang terbaik dan ikhlas" => Nah pengalaman saya, sekalinya saya megang kerjaan yang bukan keahlian saya, maka akan sangat lama/selamanya saya akan megang itu. Mungkin kita wajib mempertanyakan ketidakprofesionalan ini karena sudah mengakar sangat lama dan sistemik

      Hapus
  7. Alhamdulillah saya sudah resign per maret 2016

    http://dokterrelly.blogspot.com/2016/02/resign-pns-kenapa.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya ikut senang dengan keberhasilan mas resign, izin menengok blognya ya.

      Hapus
  8. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  9. malam mas,
    saya boleh konsultasi via email terkait proses pengunduran ?

    kebetulan saya ingin mengikuti jejak mas ni, hehe,


    terima kasih mas

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah saya belum resign saat ini, karena masih ada ikatan dinas. 1-2 tahun kedepan ikatan dinas tersebut sudah hilang.

      Hapus
  10. InshaAllah saya juga ingin resign, rata2 semua apa yang mas tulis persis apa yang saya rasakan... masih menunggu momen yang tepat untuk bergerak....

    BalasHapus
    Balasan
    1. semoga diberikan yg terbaik ya mas. Salam

      Hapus
  11. Pak, ada nomor HP atau email aktif yang bisa u komunikasi, saya ingin cerita pengalaman saya, siapa tau bisa menemukan titik terang, masalah kita sama pak.

    BalasHapus
  12. benar sekali postingan ini. dulu sih merasa bangga jadi pns, tapi semakin tau 'dalemnya' keinginan semakin keluar makin besar. Pertarungan batin deh, keidealisan saya terkungkung oleh sistem yang sudah ada bertahun - tahun lamanya. Padahal saya baru beberapa tahun ini jadi pns, tapi kok ya ternyata begini ya.. Mudah mudahan ada jalan keluarnya kelak

    BalasHapus
  13. Saya juga mau resign, malu sama Allah banyak uang yg bukan hak saya

    BalasHapus
    Balasan
    1. semoga dilancarkan dan diberikan yang terbaik oleh Allah

      Hapus
  14. Saya mau resign dari PNS, tapi masih ragu karena ini bakal tidak mudah, disamping penolakan dari rekan2, orang tua, juga masih bimbang mau kemana setelah ini. Ada yang mau kasih saran??
    Email saya ya: mdwpro@gmail.com

    BalasHapus
  15. Saya ragu resign padahal saya juga muak , cuma ngomong masalah coretan saya dibullly sebagai junior f*k ... terbesit pindah instansi yang lebih jelas manajemennya tpi saya pikir sama saja , bingung ini

    BalasHapus
  16. Saya juga ingin resign dari pns. Saya dari awal sudah tidak nyaman jadi pns, masalah pekerjaan yang tidak sesuai bidang, dituntut harus serba bisa mengerjakan apa saja, saya muak dengan semua alur birokrasi yang seakan mendewakan yang namanya PEJABAT, kondisi yang mengharuskan sebagai junior harus hormat sehormat2nya kepada senior dikantor walaupun senior seenaknya saja, dituntut kerja seperti robot, tidak dibolehkan pindah agar lebih dekat dengan keluarga, intinya saya tidak bahagia.pindah ke instansi yang sama pun akan sama saja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Persis sekali dengan pengalaman saya, sekarang saya sudah sering berkata tidak ketika pejabat meminta sesuatu diluar tusi.

      Hapus
  17. sama halnya dengan apa yang saya rasakan saat ini saudara.. kita jadi pns seolah sijadikan mesin robat serba bisa..intinya enak diatasan susahnya di kita.. birokrasi pansangannya oke tapi dalamnya kayak menyimpang..

    BalasHapus
  18. Persis dgn apa yg saya alami. Sebenarnya udah lama pngen resign dr profesi sbg. PNS tp bgung blang ke ortu gmn, krna ortu sgt bahagia ketika tau saya ditrima jd PNS, tp jika dilanjutkan sangat mengganjal di hati. Jujur, saya tidak menikmati kerja sbg PNS, mlah seperti beban moral.

    BalasHapus
  19. sekedar sharing saya jg salah satu PNS yg ingin segera resign, tp ga tw mesti gmn ngomongnya sm orangtua krn pasti ditentang, sementara saya yg menjalani sdh makin tdk nyaman dan tertekan dgn beban kerja tinggi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga dimudahkan dan diberikan jalan yang terbaik. Salam.

      Hapus
  20. Trus sekarang uda resign belum mas? Saya rencana mau resign bulan depan, abis cuti lahiran. Alasannya hampir sama dengan yg ditulis di atas. Salam kenal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Belum karena masih ikatan dinas. Salam kenal mbak, semoga dimudahkan dengan urusannya.

      Hapus
  21. Saya juga sudah kepengen sekali resign...sudah mengajukan mutasi dekat dengan suami dari tahun 2015 hingga sekarang belum di acc. Sudah mulai persiapan menjelaskan ke orang tua. Kalau suami sieh senang sekali saya resign karena itu adalah mimpinya..namun dia juga ndak mau menghalangi saya untuk bekerja.
    Selain itu juga karena alasan2 yang disampaikan mas juga..managemen yang amburadul (penilaian yang rajin n tidak sama aja), siapa yang dekat pejabat yang lebih dikasih kesempatan, pekerjaan yang serabutan, bosen dengan rutinitas yang sama..
    Doakan proses mutasi saya dipermudah..minimal dekat suami..atau kalau tidak terpaksa 2019 saya resign

    BalasHapus
  22. saya juga, setelah 15tahun bekerja sesuai bidang, tiba2 ada reorganisasi besar2an di instanti saya, yg menyebabkan sy harus mengerjakan pekerjaan yg bukan bidang dan keahlian saya..katanya sih modernisasi, tapi yg ada situasi dan kondisi makin tidak mengenakkan. saya dan teman2 dari instansi lama diperlakukan tidak adil dalam karir dan pekerjaan, bahkan mutasi. ditambah yg namanya atasan sewenang2 memperalat anak buah untuk mendapatkan jabatan ke level yg lbh tinggi, para atasan yg hanya ongkang2 kerjanya dan suka mengakui pekerjaan anak buahnya.. situasi diperparah dengn pola mutasi yg cenderung menjauhkan pegawai dgn keluarganya.. lengkap sudah keinginan saya untuk resign dari PNS setelah mengabdi lebih dari 23 tahun. keinginan utk pensiun dini harus terhalangi oleh usia yg masih di bawah 50th, rasanya sudah nggak tahan kalau harus menunggu sampai usia genap 50th

    BalasHapus

Hilang di Kebun Binatang Bandung | Ketemu pahlawan

Baiklah kali ini saya mau bercerita mengenai pahlawan. Suatu hari aku pernah  bertanya ke temanku namanya si Hermawan, 'What is hero? &#...