Senin, 11 Januari 2016

Belajar nyetir mobil

"Hey, kamu bisa nyetir mobil ga?", tanya temanku.
"enggak...", jawabku ketus, "tapi kalo kamu mau aku setirin mah gapapa, asal pahala nya banyak dan ada asuransinya", candaku
"jiahhhhhh... aku belum mau mati", jawab temanku balik becanda.

Bisa nyetir mobil adalah sebuah keharusan pria masa kini. Naek motor? Jalan kaki? Sepeda?.. boleh aja sih. Tapi kan kalo punya anak dan istri, emang setega itu kamu tidak mengantar mereka kalo ada apa-apa. (iya juga sih, tapi kan saya belum merid pak!)

Skip curcolnya... hehe
Jadi ceritanya, karena saya bertekad maksimal tahun 2015 bisa bawa mobil, saya mencoba peruntungan dengan mendatangi sebuah tempat les nyetir mobildengan pengalaman nyetir 0%. Sisanya pengalaman biasa seperti  ngenekin mobil orang , co-driver juga sering, tapi kalo urusan belajar mah beda cerita.
Pilihan pun datang, mau les mobil matic/manual. akhirnya saya pilih manual, karena manual lebih menantang. Ini bener banget. Dan jadwal pun saya pilih level pemula 6x pertemuan dengan masing-masing 2 jam. Mobil yang dipakai Xenia.

Hari pertama, saya diajarkan tentang fungsi-fungsi dasar peralatan yang ada pada kemudi. Stir, lampu sen, hazard, wiper, jok, pedal gas, kopling, rem, gigi persneling, dan power steering. 
Kemudian saya belajar start mobil dari awal, yaitu dengan menggunakan gigi 1 + setengah kopling. Ini menantang. karena karakteristik kopling mobil dan motor memang mirip tapi kalo mobil, kita tahan setengah lepas pelan-pelan, terus dia akan maju sendiri. Kalo motor, kita pada gigi1 + lepas gas tanpa nahan kopling bisa mati tengah jalan.

Yowes balik lagi ke awal, setelah bisa majuin mobil, tantangan selanjutnya adalah belokan ke kiri. Belokan 90% harus muter 2-3 setir,sempet mati di belokan gara-gara timing lepas kopling sama muter balikin setir ga tepat. ..wkwkwkkw gini nih kalo biasa maen bom-bom car di dufan.

Hari kedua, ngelancarin nyetir sambil kemudian muter-muter komplek, setelah belokan ke kiri lancar. Belokan ke kanan pun dimulai.  ada perbedaan yang cukup signifikan mengenai timing saat belok kanan dan kiri. Kalo belok kanan, kita ga terlalu cepat muterin stir. dan harus liat kanan kiri lebih baik.
Setelah agak lancar, saya pun mencoba ke jalan luar komplek yg agak ramai. Mulai deh saya kelagapan liat motor sebelah kanan nyalip-nyalip.  Kemudian ketemu mobil parkir, jadi harus bisa nyalip dikit. Terus nyobain transisi gigi 1 ke 2.

Hari ketiga melancarkan yang kemarin, masuk ke jalan lebih kecil. Belokan lebih susah dan sempit, agak menanjak naik dan turun. Lalu kemudian mencoba masuk jalan protokol yg ramai. Sempet mati pas belokan gara-gara kaget, terus kopling ga diinjak full. .. hahahaha. tapi alhamdulillah lancar, kemudian saya mencoba lagi. Transisi gigi 1-2-3.

Hari keempat ini sekaligus 4 jam (2 pertemuan sekaligus), saya mencoba lebih jauh lagi, masuk ke jalan protokol. Ketemu macet-macetan dan akhirnya menghadapi pegel nginjek kopling. hehe

Hari kelima, saya belajar nanjak-nanjakan dan turunana. Maen setengah kopling dengan paduan rem tangan dan kegesitan menginjak gas. Timing rem tangannya dan gas harus tepat,, Menyebalkan karen mundur mulu haha.. tapi ini seru. Ini tantangan. !!! Akhirnya bisa juga, alhamdulillah selesai sudah.

Secara garis besar, belajar mobil itu mudah kok. Hal-hal utama yang saya dapatkan adalah
1. Jangan bikin target muluk-muluk. Biasanya orang yang belajar nyetir memiliki tuntutan seperti harus ke luar kota lah, dsb. Hal ini akan mengganggu proses belajar karena bikin tegang dan tidak rileks. Buat target simple tapi masuk akal, misal mengantar orang tua ke swalayan sambil bawa mobil.  Itu bikin belajar lebih nyaman.

2. Sudut penglihatan 60-65% kiri, 30-40% kanan. Selalu pastikan patokan mata selalu ke kiri. Karena kiri ada bagian jalan yg bisa kita lalui. Sedang kan bagian kanan ini sudah jalur orang lain dari berlawanan, dan juga jalur nyalip motor. 

3. Akselerasi mobil lebih lambat dari motor. Sering kali kita latah, liat motor berakselerasi cepat sekali sering kali kita terbawa suasana ingin menyusul. Sadari saja sejak awal, mobil itu akan lebih lambat dari motor saat kondisi ramai. Jadi jangan terbawa suasana. Pastikan keamanan dan kenyamanan adalah yang utama.

4. Belajar membagi jalur. Pada jalur sempit, kita biasanya akan berusaha berbagi jalur dengan orang lain. pastikan kita dan mobil dari arah berlawanan bisa masuk ke jalur sempit tersebut. Hal ini juga berguna saat kita melintasi jalan yang banyak parkiran mobil dan orang-orang yang berjalan kaki.

5. Lampu sen itu penting. Udah jelas ya.

6. Hazard.

7. Power steering akan sedikit berbeda saat kita melaju lebih cepat/lebih lambat.

Mungkin segitu dulu ya, saya juga masih belajar. Semoga kalo ada rejekinya nanti saya bisa beli mobil :)
Aamiiin


Kamis, 07 Januari 2016

Kehilangan kawan lama, nasib menjadi bertambah umur.

Di tengah sibuknya dunia kerja,pendidikan, semakin kencangnya kebutuhan ekonomi dan tuntutan untuk berkeluarga, membuat bertanya-tanya teman-teman lama kalian dimana?

Jadi teringat kata teman sewaktu saya kelas 6 SD, panggil saja dia Agus dan Ojan. Mereka mengatakan pada saya, kita bertiga selamanya akan menjadi sahabat. Kita akan selalu bersama, begitu mereka menuturkan. Tetapi pada akhirnya seleksi alam itu terjadi juga, kami berpisah dan seolah tidak pernah berjumpah. Saya kemudian masuk salah satu SMP favorit, sedang mereka masuk salah satu SMP swasta dan SMP lain yang tidak terlalu favorit .Waktupun berlalu, kami lama tidak saling kontak, kami sibuk dengan kehidupan masing-masing. Dan kejadian ini pun lalu  terjadi begitu saja pada teman-teman SMP saya, SMA kemudian terakhir teman kuliah. Mereka seolah menghilang ke galaksi andromeda.

Saya akhirnya sendiri, sungguh menyebalkan menjadi dewasa. Saya mungkin bisa menjadi apa saja sekarang, tapi tidak ada yang lebih menyakitkan daripada sendirian.

Ketika kita menanyakan apa kabar mereka saja sungguh enggan. Menelpon pun tak bisa, khawatir mereka sedang sibuk dengan urusannya masing-masing. Kemudian sedikit demi sedikit mereka menghilang. Reunian pun cuman menjadi wacana, tidak ada yang bisa berkumpul bersama-sama seperti dulu. Sebagian menghilang dalam dimensi tak kasat mata.

"Kopi pun kini menjadi teman bernostalgia, aroma pekatnya menghuni sanubari dalam jiwa. Kenangan berkutat di dalam kepala.", kalimat sepintas lewat di dalam kepalaku

Wechat, facebook, whatsapp.. semua hanya group fatamorgana. Tidak ada yang benar-benar ada disana. Read, read,read semua hanya membaca pesan masing-masing. Mungkin bosan, mungkin sibuk. Dulu mereka tak pernah seperti ini, mereka ada untuk saya dan begitupun saya untuk mereka.

Mungkin petualangan kita sungguh berbeda, kita berlayar diantara dua benua, tujuh samudra. Aku berlayar ke arah barat, dan kalian ke timur. Mencari batu permata. Dan selama itu, saya berdoa semoga mereka baik-baik saja, kelak kita berjumpa di pelabuhan yang sama.

Sabtu, 02 Januari 2016

[Curhat] Saya ingin resign dari PNS

"Selamat ya, kamu udah jadi pegawai negeri!", ucap teman saya seusai pemberitahuan saya tentang lolosnya saya dalam seleksi calon pegawai negeri sipil.
"wah, saya bangga sama kamu", ujar kakak saya dan kerabat saya
"tinggal mantepin jodoh nih", celoteh teman saya, seorang pegawai swasta
"Enak, kerja lo pasti nyantai", sindir rekan saya yang lain.

730 hari sejak pengangkatan saya sebagai seorang CPNS, kemudian diangkat menjadi PNS membuat saya sedikit banyak mengetahui setidaknya beberapa hal yang saya sukai sebagai PNS dan hal lain yang tidak saya sukai.

Hal yang mungkin saya sukai sebagai PNS, seperti bertemu dengan banyak rekan sejawat dari instansi lain, bisa melakukan perjalanan dinas ke berbagai kota, mudah mendapat pinjaman dari bank, izin yang lebih fleksibel, serta terpenuhinya hasrat saya untuk kerja  9 jam/hari, serta menikmati weekend tanpa banyak tekanan membuat PNS sepertinya pekerjaan yang pas.

Tapi balik lagi ke awal? Kadang kebutuhan yang kita paling inginkan, akan kita ketahui setelah beberapa lama kita bekerja. Hal ini kemudian saya alami setelah saya bekerja beberapa lama sebagai PNS ada beberapa hal yang akhirnya menggelitik hati kecil saya untuk resign, hal yang sekarang ingin saya lakukan.

1. PNS profesional? 
    Selama saya menjadi seorang PNS, jargon ini semakin menggema ketika peraturan pemerintah mengenai   ASN menjadi peraturan yang menuntut PNS menjadi pegawai yang profesional. Pada dasarnya PNS dituntut sebagai ABDI NEGARA, artinya setiap pekerjaan yang dilakukan atas dasar mengabdi. Semua hal yang kita lakukukan diabdikan untuk institusi tempat kita bekerja. Bahkan ketika diminta untuk menjadi apapun kita harus bisa. Segala hal yang berkaitan dengan pengabdian, pokoknya harus bisa. Sedangkan profesional, berkaitan erat dengan profesi dan kompetensi kita. Ini lucu karena ketika kita memliki kompetensi unik pun, seperti menjadi seorang teknisi. Anda juga harus bisa keuangan, mengurus urusan kepegawaian, tukang ngetik, potokopi sampai mengajar. 
Biasanya ini terjadi pada instansi yang pegawainya sedikit, jadi satu pegawai harus bisa mengerjakan 2-3 pekerjaan lain. Ini sesuatu yang pada akhirnya salah kaprah. Negara ingin anggaran hemat, tapi malah membuat pegawainya dipaksa melakukan pekerjaan yang jauh lebih banyak dari kapasitasnya. Negara sendiri sudah memperlakukan pegawainya tidak profesional.
Tidak ada yang bisa melakukan segala hal, dan tidak ada manusia yang bisa melakukan berbagai hal sekaligus. Manusia bukanlah robot.

2. Kompetensi?
Ketika kamu lulus kuliah, kompetensi kamu hanya akan diukur dari gelar yang kamu miliki. NEGARA HANYA MEMBUTUHKAN GELAR KAMU SAJA SEBAGAI FORMALITAS. Misal, kamu sarjana ekonomi, orang -orang pasti mikirnya kamu bisa menghitung segala sesuatu yang berkaitan dengan keuangan, tapi ekonomi itu luasss sekali, tidak hanya berkaitan erat dengan SPJ dan segala uang kegiatan, atau perjalanan dinas atau macam lainnya.
Kompetensi kamu akan pastinya tidak dihargai setinggi itu. Semua orang hanya akan melihat gelar yang kamu miliki, tetapi pada akhirnya orang hanya akan menanyakan keinginan kamu untuk mengerjakan pekerjaan yang standarnya jauh dibawah kompetensi kamu. Mau atau tidak?
Kreativitas kamu akan luntur seiring waktu, tantangan semakin mandek. Kenapa? karena pola kerja seperti itu sudah terbentuk dari tahun ke tahun tanpa perubahan yang signifikan.

3. Uang ga jelas
"Dek, kalo untuk makan pastikan gunakan saja gajimu supaya aman dan halal", kata salah satu senior saya di instansi saya bekerja. 
Ya, jadi PNS kita dituntut untuk melakukan penyerapan anggaran yang signifikan dan bermanfaat. Anggaran itu kemudian dibuat dalam RAB(rancangan anggaran belanja) yang kemudian dianggarkan dalam beberapa kegiatan atau rapat, yang saya sendiri tidak melakukan kegiatan apapun di dalamnya. Kadang kala, saya sendiri dipaksa masuk ke kegiatan yang jauh dari tupoksi saya sendiri. 
Lucunya dana-dana seperti itu sering kali secara pertanggungjawaban dapat dilaksanakan, tapi secara implementasi jauh dari kenyataan yang saya lakukan. Dana ini tidak berhak saya makan. Pada akhirnya saya menerima dana-dana tidak jelas yang jelas hati kecil saya tidak mau terima. Katanya saya orang baru mending nurut aja.

4. Perubahan kebijakan
"Tahun depan, akan ada beberapa peralatan baru", kata kabag saya. Tapi selang beberapa minggu kemudian, kabag saya mengabarkan, bahwa peralatan itu tidak jadi dibeli. Dananya mau dipakai untuk kegiatan lain.  
Itu hanya contoh kecil, ketika ada pejabat yang ingin melaksanakan suatu kebijakan tertentu dan biasanya mendadak, tapi dananya tidak ada? Otomatis dana yang dianggarkan tahun ini untuk kegiatan A yaitu pengadaan peralatan, akan dialihkan ke kegiatan B. 
Ketidak-konsistenan itu sesuatu yang lumrah. Rencana awal selalu jauh menyimpang dari realisasi.  

5. Senior -  Junior
"Kamu jangan bilang begitu ke yang bersangkutan, dia kan mantan pejabat struktural", kata senior saya.
Kadang ketika seorang pejabat struktural turun jabatan, sering kali junior yang usianya jauh dibawahnya enggan memberikan tugas. Pada akhirnya mantan pejabat itu tidak melakukan apapun selama bekerja, datang absen, ngopi-ngopi, nunggu jam pulang. Apalagi apabila pegawai tersebut sudah mau pensiun. Pegawai seperti itu tidak akan diminta untuk melakukan pekerjaan rutin.
Ini menggelitik saya, karena saya dan mantan pejabat pun merupakan pegawai yang sama, sama-sama digaji, dan posisi pun sama. Kenapa seolah diistimewakan, apakah dia memiliki keahlian khusus yang tidak dimiliki yang lain?
Lalu sebagai junior, kita seolah diminta nurut aja. 

6. Ikatan Dinas
Ketika saya menandatangani ikatan dinas, yang sungguh mengekang saya, kurang lebih isinya seperti ini "tidak boleh minta mutasi, siap ditempatkan dimanapun, minimal 4 tahun kerja, kalau keluar, bayar denda ratusan juta". Ini sebenarnya peringatan yang sangat besar, bahwa SEMAKIN LAMA IKATAN DINAS DIPERLUKAN, SEMAKIN TIDAK BERES MANAJEMEN DI INSTANSI TERSEBUT
Pada akhirnya ini penyesalan saya yang terbesar, ikatan dinas selama itu, saya merasa kecewa dengan keadaan manajemen di instansi saya bekerja.

7. Kebohongan soal lowongan
Mungkin rekan-rekan pernah melamar CPNS disuatu instansi yang lain, misalnya Bendahara Pengeluaran, namun pada akhirnya ketika masuk, kamu malah ditempatkan di bagian persediaan. Kata senior sih, mumpung ada lowongan jadi nanti bisa ditempatkan dimanapun.  F**k, Ini kebohongan, WHY RIGHT MAN is not IN THE RIGHT PLACE?
kenapa ketika saya melamar, malah ditempatkan ditempat yang salah. Saya ditipu.
Kejadian ini sering terjadi pada unit kerja yang jumlah pegawainya sedikit.


Mungkin teman-teman yang lain berpikir jadi PNS itu enak, ada pensiun, tunjangan, mebahagiakan orang tua dll. Tapi sebenarnya mah balik lagi ke kita sendiri, jadi PNS itu ga akan KAYA kok. Pensiun yang kita dapat itu juga hasil dari penyisihan gaji kita sendiri yang dipotong negara. Dan kalaupun kita bekerja disana, yang bahagia itu jelas kita sendiri kok. Bukan orang tua kita, ataupun mertua. Dan untuk mendapat harta pun masih ada 1001 jalan kok, menjadi PNS bukanlah satu-satunya jalan.

Hilang di Kebun Binatang Bandung | Ketemu pahlawan

Baiklah kali ini saya mau bercerita mengenai pahlawan. Suatu hari aku pernah  bertanya ke temanku namanya si Hermawan, 'What is hero? &#...