Rabu, 19 Agustus 2015

Pria adalah pahlawan?


Aku telah hidup selama 20 tahun sebagai seorang pria, yang berkecimpung dalam paradigma bahwa pria adalah seorang "pahlawan", dalam kultur masyarakat, didikan orang tua dan pikiran kebanyakan orang. Yup benar, seorang pria adalah "pahlawan". Kita hidup dalam paradigma bahwa pria tidak boleh cerewet, tidak menangis, bahkan ketika disalahkan pun harus tegar seperti baja. Dan sebagai pria kita dituntut hidup sebagai superhero, pahlawan yang bahkan bisa bekerja sendiri, bisa melakukan apapun, tidak membutuhkan siapapun dan apapun.

Paradigma seperti itu adalah anggapan kejam. Kami sungguh dikerdilkan oleh anggapan bahwa kami serba bisa melakukan segalanya. Kami dituntut sempurna. 
Sungguh kebohongan apabila lelaki dituntut seperti itu, kami bukan robot karena kami juga manusia biasa. Seorang lelaki berhak mendapatkan kepuasan hidupnya, apapun itu. Kebahagian, pengakuan, ambisi dan kekuatan. Lelaki diciptakan dengan energi 'berburu' yang besar, kami mencari ke setiap sudut kehidupan, mencari tantangan yang menarik adrenalin kami dan memenuhi ambisi kami.

Kami diciptakan dengan naturalitas seperti itu. Jadi tuntutan itu tidak berhak disandangkan pada kami. Perlakukanlah kami sebagai seorang pemimpin-pemimpin besarnya yang berhak memiliki kekurangan. Sesungguhnya seorang "superhero" juga bisa mati.

Hilang di Kebun Binatang Bandung | Ketemu pahlawan

Baiklah kali ini saya mau bercerita mengenai pahlawan. Suatu hari aku pernah  bertanya ke temanku namanya si Hermawan, 'What is hero? &#...