Selasa, 25 Oktober 2011

[poetry] Skripsi

Menari-nari engkau jemari yang merintik,
sungguh berisik, alunan knuts keyboard berdentuman dengan rasa jenuh yang memantik
rumitnya engkau alpha beta dan omega, terurai dalam sintaks logika
merapalkan sajak dari bab satu, terburai hingga bab lima
tunggu sebentar, ucapkanlah salam bahagiamu di kata pengantar
sambutan terimakasihku bagi mereka yang menolong ku dari rasa risau yang terdengar
sungguh sial, rasa bingung makin berputar, jari-jariku gemetar
Hanya sedikit yang ku ingat, apakah jurnal acuanmu ini sungguh memikat
ku pikir perangkat lunak yang kubuat ini sesat, idealisme tinggi begitu merekat
tulisan-tulisan ini menjelma jadi diriku, menunjukkan seperti apa rapuhnya aku
coretan terbentang dalam bab kenangan, guratan memori kecil yang mencatat revisi
hingga tiap malam, aku menikmati begadang bersama rembulan

mereka bilang ini kutukan, mereka bilang ini anugrah
katakanlah ini begitu susah, padahal sebenarnya begitu mudah
tapi aku bergumam, "aku sungguh lelah"

Sabtu, 22 Oktober 2011

[Poetry] Momentum

Suatu memontum dimana langit berlapis samudra
Mimpi menjadi nyata
Kelabu malam jadi benderangnya siang
Temaram senja berbalik pulang 
engkau jiwa yang terikat dalam simpul logika manusia
bertanya dalam intuisi yang menebar keingintahuan
siapa engkau gerangan pemuda yang jatuh cinta
dan pemudi yang menunggu pinangannya
terhenyap dalam dimensi, saling melupakan diri, bermain dalam fatamorgana
saling mengagumi, tersipu malu saat pandangan pertama
lepas kendali, berharap siluet engkau yang dikagumi melintas dalam benaknya
saling merindu, berharap hati tidak sedang berfantasi belaka
saling memutar jam, membuka ruang kosong yang terlalu diam,
menanti tergeraknya pintu yang lama tak terbuka
hanya menunggu saat yang tepat untuk jatuh cinta

Senin, 03 Oktober 2011

[poetry] Gone

Dear engkau yg membahagiakan hati
berjalan bersebrangan sanubari, bersembunyi dibalik remangnya mimpi
yang merindu memanja tentang cerita anak muda yang jatuh cinta
sungguh kisah hati yang luruh, bercerita tentang berbagi kerinduan hati yang berharmoni
aku yang memandang jauh bersebrangan mata
berkelahi bersama ironi, mencoba meniup awan diatas redupnya malam
hidup ini simfoni berdawai tanpa nada
berawal dari perpisahan dan berakhir dalam perjumpaan hitungan jam
Metronom mini berdentang
alunan perkusi terasa pahit
Siapa sesungguhnya engkau yang dulu pernah datang??
lalu pergi tanpa pamit..

Hilang di Kebun Binatang Bandung | Ketemu pahlawan

Baiklah kali ini saya mau bercerita mengenai pahlawan. Suatu hari aku pernah  bertanya ke temanku namanya si Hermawan, 'What is hero? ...