Tanganmu memeluk terlalu erat, hatimu yang terkoyak begitu dalam
aku suka senyummu, tawa candamu yang membuatku bahagia
pelukan tanganmu ketika langit berderang dinginnya hujan
kita bernyanyi dalam nada yang sama, walau terkadang suara parauku membunuh seluruh melodi
tapi aku tak mungkin berdiri diatas pijakan yang sama
langit terlalu luas untuk kita injak bertiga
kamu bersama diakan, saya disini cukup berdiri bahagia
walaupun sebenarnya hati saya harus berbohong cukup lama
semua bisa terlihat baik-baik sajakan, kupikir juga demikian
berharap sedari semua masih bisa disadari, sedari mata birumu belum dibanjiri air mata
biarkan aku terbangun sesaat dan kamu bermimpi selamanya dalam fatamorgana
maaf kamu yang sudah terluka
Kamis, 16 Agustus 2012
Kamis, 02 Agustus 2012
Solusi ketika Bracket Behel Tertelan?
"Tidaaaaak...... ", adalah kata pertama yang saya ucapkan ketika saya kehilangan bracket behel yang menempel di gigi saya akibat copot, lalu kemudian bracket tersebut tak sengaja tertelan bersama makanan.
Kejadian tertelan bracket ini sudah lama terjadi beberapa bulan yang lalu.
Ceritanya, ketika hari itu saya sangat bandel dan tidak mengindahkan perkataan drg ortho saya yang melarang makan-makanan keras. Kebetulan makanan yang disajikan ibu saya hari itu adalah gorengan yang crunchy yang agak keras. Hari itu juga saya embat beberapa gorengan tersebut dan makan sangat lahap.
Tiba-tiba suara 'krek' terdengar dari gigi belakang. Dan ketika saya cek ternyata bracket saya copot. Karena merasa sudah biasa dengan copotnya bracket, saya biarkan saja bracket tersebut menggantung di kawat dan tetap melanjutkan makan gorengan hingga habis. Sebelum hal ini terjadi, saya sudah sering banget copot bracket disana-sini gara-gara bandel makan-makanan keras..
Oleh karena kejadian ini sudah terjadi berulang-ulang, lidah selalu mengecek keberadan bracket yang copot itu, hingga tiba-tiba saya merasakan kejanggalan. Bracket yang copot tersebut tidak terasa menggantung lagi di tempatnya. Dan ketika dicek, ternyata bracket saya tidak ada di mulut, arghhhh bracket saya tertelan!!!
Hingga akhirnya pada hari itu saya menghubungi drg ortho yang merawatnya saya, dan bertanya apa yg harus saya lakukan dengan bracket yang tertelan?
Dokter saya menjawab, "Ga usah dipikirin, nanti aja pas kontrol diganti. Yang udah ketelan biarin aja". Kurang lebih jawaban dokter saya seperti itu.
Dan saya ga perlu khawatir jikalau dokter saya kehabisan bracket, karena sebenarnya mereka(para drg ortho) punya banyak sekali cadangan bracket yang siap menggantikan bracket saya yang hilang.
Saya kemudian bertanya lagi,
Apakah bracket tersebut berbahaya dibiarkan tertelan?
Dokterpun menjawab, "tidak apa-apa. Meskipun bracket itu keras dan terbuat dari logam, tetap saja nantinya akan keluar bersama poop(tinja). Jadi kamu ga perlu khawatir". Pada dasarnya bracket yang baik didesain tidak menggunakan logam beracun dan tidak akan membahayakan penggunanya jika tertelan.
Kemudian pertanyaan saya selanjutnya yang bikin saya deg-degan adalah masalah ganti rugi kalo bracket hilang. dokterpun menjawab, "Kita liat nanti ya..", argh stresss.
Kebayang kalo ganti ruginya mahal bisa ribet soalnya kondisi keuangan juga lagi kurang baik. Yang saya dengar dari cerita yang lain, jika kita kehilangan satu bracket, maka kita dikenai biaya penggantian bracket sebanyak jumlah bracket yang terpasang di rahang atas/bawah. Dan dipastikan harga yang dikenakan bakal sangat besar dengan kisaran jutaan rupiah.
Beberapa hari kemudian saya mengunjungi dokter untuk melakukan kontrol. Dokter saya akhirnya memberitahukan berapa besaran biaya yang harus saya keluarkan untuk bracket yang hilang. Dan beliau pun menjawab, ganti ruginya sebenarnya besar akan tetapi saya cukup dikenakan harga bracket satu biji... hanya satu biji saja! karena stok bracket yang dimiliki dokter saya agak berlebih, jadi saya dikenai biaya seharga sekian ratus ribu rupiah .
"Fiuhh...", saya bersyukur karena ganti ruginya tidak terlalu besar. Akan tapi, tetap saja saya merasa gara-gara gorengan 1 biji, maka saya harus mengganti 1 bracket saya yg jauh lebih mahal. Sedih plus ngenes juga sih, tapi ini adalah pelajaran yang bagus agar saya selalu mengecek bracket setelah makan dan memastikan bracket saya tidak copot karena tindakan sembrono.
Sejak kejadian ini terjadi, kalau pun bracket saya copot, saya akan mencabutnya dari kawat agar tidak hilang lagi. Dan menyimpannya baik-baik hingga waktu kontrol, hingga dokter kemudian memasangnya lagi.
Teman-teman pengunjung yang mau bertanya, tolong bedakan mana behel/bracket, kawat/archwire. Ada contoh gambar tersaji di bawah. Kasus saya hanya copot bracket saja.
Kejadian tertelan bracket ini sudah lama terjadi beberapa bulan yang lalu.
Ceritanya, ketika hari itu saya sangat bandel dan tidak mengindahkan perkataan drg ortho saya yang melarang makan-makanan keras. Kebetulan makanan yang disajikan ibu saya hari itu adalah gorengan yang crunchy yang agak keras. Hari itu juga saya embat beberapa gorengan tersebut dan makan sangat lahap.
Tiba-tiba suara 'krek' terdengar dari gigi belakang. Dan ketika saya cek ternyata bracket saya copot. Karena merasa sudah biasa dengan copotnya bracket, saya biarkan saja bracket tersebut menggantung di kawat dan tetap melanjutkan makan gorengan hingga habis. Sebelum hal ini terjadi, saya sudah sering banget copot bracket disana-sini gara-gara bandel makan-makanan keras..
Oleh karena kejadian ini sudah terjadi berulang-ulang, lidah selalu mengecek keberadan bracket yang copot itu, hingga tiba-tiba saya merasakan kejanggalan. Bracket yang copot tersebut tidak terasa menggantung lagi di tempatnya. Dan ketika dicek, ternyata bracket saya tidak ada di mulut, arghhhh bracket saya tertelan!!!
Hingga akhirnya pada hari itu saya menghubungi drg ortho yang merawatnya saya, dan bertanya apa yg harus saya lakukan dengan bracket yang tertelan?
Dokter saya menjawab, "Ga usah dipikirin, nanti aja pas kontrol diganti. Yang udah ketelan biarin aja". Kurang lebih jawaban dokter saya seperti itu.
Dan saya ga perlu khawatir jikalau dokter saya kehabisan bracket, karena sebenarnya mereka(para drg ortho) punya banyak sekali cadangan bracket yang siap menggantikan bracket saya yang hilang.
Saya kemudian bertanya lagi,
Apakah bracket tersebut berbahaya dibiarkan tertelan?
Dokterpun menjawab, "tidak apa-apa. Meskipun bracket itu keras dan terbuat dari logam, tetap saja nantinya akan keluar bersama poop(tinja). Jadi kamu ga perlu khawatir". Pada dasarnya bracket yang baik didesain tidak menggunakan logam beracun dan tidak akan membahayakan penggunanya jika tertelan.
Kemudian pertanyaan saya selanjutnya yang bikin saya deg-degan adalah masalah ganti rugi kalo bracket hilang. dokterpun menjawab, "Kita liat nanti ya..", argh stresss.
Kebayang kalo ganti ruginya mahal bisa ribet soalnya kondisi keuangan juga lagi kurang baik. Yang saya dengar dari cerita yang lain, jika kita kehilangan satu bracket, maka kita dikenai biaya penggantian bracket sebanyak jumlah bracket yang terpasang di rahang atas/bawah. Dan dipastikan harga yang dikenakan bakal sangat besar dengan kisaran jutaan rupiah.
Beberapa hari kemudian saya mengunjungi dokter untuk melakukan kontrol. Dokter saya akhirnya memberitahukan berapa besaran biaya yang harus saya keluarkan untuk bracket yang hilang. Dan beliau pun menjawab, ganti ruginya sebenarnya besar akan tetapi saya cukup dikenakan harga bracket satu biji... hanya satu biji saja! karena stok bracket yang dimiliki dokter saya agak berlebih, jadi saya dikenai biaya seharga sekian ratus ribu rupiah .
"Fiuhh...", saya bersyukur karena ganti ruginya tidak terlalu besar. Akan tapi, tetap saja saya merasa gara-gara gorengan 1 biji, maka saya harus mengganti 1 bracket saya yg jauh lebih mahal. Sedih plus ngenes juga sih, tapi ini adalah pelajaran yang bagus agar saya selalu mengecek bracket setelah makan dan memastikan bracket saya tidak copot karena tindakan sembrono.
Sejak kejadian ini terjadi, kalau pun bracket saya copot, saya akan mencabutnya dari kawat agar tidak hilang lagi. Dan menyimpannya baik-baik hingga waktu kontrol, hingga dokter kemudian memasangnya lagi.
Teman-teman pengunjung yang mau bertanya, tolong bedakan mana behel/bracket, kawat/archwire. Ada contoh gambar tersaji di bawah. Kasus saya hanya copot bracket saja.
|
Gambar bracket (dari https://blog.sesamehub.com/nikolovski-john96/files/2013/04/Dr.-John-NIkolovski-Braces.jpg) |
Rabu, 01 Agustus 2012
[Monolog] Envy you!
Saya hidup di keluarga yang biasa dan normal. Keluarga kami termasuk keluarga yang bahagia.
Dikelilingi oleh sahabat dan terman karib yang selalu mendukung. Cinta seolah mudah didapatkan, bahagia dan senyuman mereka kerap mengililingi hidup saya. My life was perfect!!
Akan tetapi segala hal yang rasakan terasa hampa. Ada yang tidak sempurna ketika melihat orang lain mengalami keadaan yang jauh lebih baik. Kesal melihat waktu yang terus berputar dan kerap kali meratapi kegagalan di masa lalu. Harusnya saya bisa melakukan segalanya lebih baik. Harusnya saya tidak merasakan hidup yang seperti ini. At that moment, suddenly i know that it wasn't true. It's not something on my life that i want, which i didn't belong to.
Seketika saya tahu dan melihat teman yang bisa tersenyum lebih lebar. Their life is so perfect.
Cara mereke berpikir, cara mereka memutuskan, cara mereka milih, cara mereka menunjukan diri mereka, cara mereka hidup dan memutuskan keinginan mereka sendiri. Oh guys i envy you!
when my crush belong to someone else,
when the other has more skill than mine.
when i know that i deserve better.
and found that other has more luckiness.
and i found that i couldn't do anything.
at the end i envy them!!
and i say to them
"saya ingin punya kesempatan seperti kamu"
"saya ingin punya kemampuan seperti kamu"
"saya ingin memiliki tubuh seperti kamu"
"saya ingin menjadi kamu"
This envy killing me!
sampai suatu hari saya menemukan bahwa teman karib envy ke saya.
mereka ingin seperti saya, bernasib seperti saya.
beberapa dari mereka ingin bernasib seperti orang lain, dan saya tahu orang lain juga ingin menjadi orang yang lainnya.
and i found it like cyrcle, round and keep moving. Making full desire to people who couldn't do anything!! They are envying each other!
Sampai akhrinya say berhenti di satu titik bahwa saya harus iri kepada diri saya sendiri.
I envy me!
Saya harus iri kepada diri saya sendiri, karena iri kepada orang lain tak akan mungkin memenuhi kepuasan saya. I stop being like them because they are not me and i wouldn't be them anytime i envy. I should be my self no matter what happen to me!
Langganan:
Postingan (Atom)
Hilang di Kebun Binatang Bandung | Ketemu pahlawan
Baiklah kali ini saya mau bercerita mengenai pahlawan. Suatu hari aku pernah bertanya ke temanku namanya si Hermawan, 'What is hero? ...
-
"Tidaaaaak...... ", adalah kata pertama yang saya ucapkan ketika saya kehilangan bracket behel yang menempel di gigi saya akibat c...
-
Alhamdulilah, akhirnya keinginan saya untuk memasang bracket telah terpenuhi. Setelah 9 tahun lamanya menabung, berusaha dan berdoa, akhirny...
-
Kali ini saya akan me-review sedikit tentang salah satu laptop kesayangan saya yang terhitung cukup baru, yaitu laptop Samsung NP300E4X-T02...